Sikap Toleranku mewujudkan kedamaian materi QS Al-Kafirun
BAB 4 Sikap
Toleranku Mewujudkan Kedamaian
A.
Pengertian
fanatik dan toleran
1.
Fanatik
Menurut KBBI, fanatik ialah teramat kuat kepercayaan (keyakinan)
terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Dengan demikian orang fanatik
dalam beragama berarti memiliki keyakinan yang kuat dan mantap dalam hati
terhadap agamanya. Keyakinan itu akan mempengaruhi dalam sikap hidupnya
sehari-hari.
Dalam Islam ada dua istilah tentang sikap fanatik; 1) Istiqamah adalah keteguhan hati, Dengan sikap
ini seorang muslim harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajaran agama, dan
2) Ta’ashub adalah fanatik buta (fanatik yang berlebihan).
2.
Toleran
Menurut KBBI, Toleran ialah sifat atu sikap suka menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Dengan kata lain toleran berarti
memberi kebebasan kepada orang lain untuk bersikap atau berpendirian sesuai
keinginannya.
Dari
kedua deinisi tersebut, dapat diambil pengertian bahwa sikap panatik tidak
selalu bertentangan dengan sikap toleran. Keduanya dapat dimiliki atau dijalani
secara bersamaan tanpa saling mengalahkan atau mengabaikan pihak lain.
B.
Surah
Al-Kafirun (Orang-orang kafir) Makkiyah 6 ayat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآأأَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِ يْنِ
(٦
Terjemahan ;
1.
Katakanlah
(Muhammad) “wahai orang-orang kafir!
2.
Aku tidak
akan menyembah apa yang kamu sembah
3.
Dan kamu
bukan penyembah apa yang aku sembah
4.
Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5.
Dan kamu
tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
6.
Untukmu
agamamu, dan untukku agamaku
C.
Asbabun
Nuzul Surah Al-kafirun
Turunnya
Surah Al-Kafirun dilatar belakangi oleh ajakan kaum musyrikin Qurays yang
selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah saw, dengan bujukan sampai
cara peyiksaaan dan intimidasi mengalami kegagalan. Akhirnya ada gagasan untuk
mengajak kompromi Rasulullah, mereka mengajak Rasulullah beserta sahabat untuk
menyembah tuhan mereka selama 1 tahun, kemudian 1 tahun berikutnya mereka
bersedia untuk menyembah Allah swt, dengan tuntunan Rasulullah. Dari peristiwa
ini turunlah Surah al-Kafirun sebagai respon ajakan kaum Qurays.
Dalam
riwayat lain menyebutkan bahwa sekelompok pemuka kafir Qurays datang me emui
Nabi SAW. Mereka adalah Al-Walid bin Mugirah, al-‘Ash bin Wail, al-aswad bin
al-muthalib, dan umayyah bin khalaf. Kedatangan mereka untuk mengajak
Rasulullah saw bersekutu dalam segala hal, termasuk dalam hal peribadatan.
Mereka akan menyembah apa yang beliau sembah. Beliau diminta menyembah apa yang
mereka sembah. Bahkan mereka akan mengangkat belaiu sebagai pemimpin. Dengan
adanya tawaran tersebut turunlah wahyu Allah yaitu surah al-kafirun.
D.
Penjelasan
Ayat
Ayat kesatu dan kedua
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
1.
Katakanlah
(Muhammad) “wahai orang-orang kafir!
2.
Aku tidak
akan menyembah apa yang kamu sembah
Kandungan ayat 1 Yaitu Ikrar kemurnian tauhid.
Tidak ada yang dapat menyamai kebenaran akidah Islam. Oleh karena itu Allah
melarang mencampur adukkan akidah dan keimanan yang ia anut dengan keyakinan
orang lain. Selanjutnya ayat 2 adalah ikrar penolakan terhadap semua bentuk
praktik peribadatan kepada selain Allah swt.
Ayat ketiga
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُد
Dan kamu bukan penyembah
apa yang aku sembahI
Artinya, persembahan
kita ini sekali-kali tidak dapat diperdamaikan atau digabungkan. Karena yang
aku sembah hanya Allah dan kalian menyembah kepada benda yaitu kayu atau batu
yang kamu buat sendiri dan kamu besarkan sendiri.
Ayat keempat dan
kelima
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآأأَعْبُدُ ﴿٥﴾
Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
Maka selain dari yang kita sembah itu
berlainan, aku menyembah Allah, aku melakukan shalat dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan, sedang kamu menyembah berhala. Oleh sebab itu kita sangatlah berbeda.
Ayat Keenam
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِ يْنِ
Untukmu agamamu, dan
untukku agamaku
Soal aqidah, diantara
tauhid mengesakan Allah, sekali-kali tidaklah dapat dicampuradukkan dengan
syirik.
Pada ayat ke 2 dan 4, Rasulullah saw menegaskan bahwa beliau tidak akan
pernah menyembah apa yang disembah orang kafir, yakni berhala. Ayat ke 3 dan 5, Rasulullah saw juga
menegaskan bahwa orang kafirpun tidak akan pernah menjadi penyembah apa yang
beliau sembah, yak ni Allah swt. Dengan demikian, ayat 2-5 merupakan landasan
fanatisme beragama.
Pada ayat 6, Rasulullah saw menegaskan bahwa orang kafir tetap pada
agamanya dan beliau bersama kaum muslimin juga tetap pada tauhid. Dengan
demikian ayat ke 6 ini sebagai landasan hukum adanya Tasamuh atau toleran dalam
beragama.
Pada surat ini dapat diambil pelajaran, masalah
agama biarlah berjalan masing-masing. Masalah aqidah dan ibadah Umat Islam,
mempunyai keyakinan dan aturan tersendiri. Namun demikian kerukunan antar umat
beragama perlu dibina dan dijaga.
Bisa lihat contoh soalnya disini
Wallahu a'lam
Post a Comment