Materi UAMBN Quran Hadis 2020 Hukum Bacaan Lam dan Ro'
Hukum Bacaan Lam (ل )
Di dalam ilmu tajwid hokum bacaan
Lam terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Lam Tafkhim (تفخيم ) tebal
/ Mufakhkhamah
Apabila ada huruf Lam (ل ) dalam lafzul
jalalah ( الله
) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah ( ـَـ ) atau damah ( ـُـ ). Maka harus dibaca tafkhim atau
tebal. Lam yang terdapat dalam lazull Jalalah dinamakan lam jalalah. Cara
mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir ke depan.
Contoh :
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah
معَ
اللهُ - قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ - شَهِدَ
اللهُ - لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ
- Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf
yang berharakat damah
وَرَحْمَة
ُاللهِ - يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا - يُحْبِبْكُمُ
اللهُ - عَبْدُ اللهِ
2. Lam Tarqiq (ترقيق )
Tipis / Muraqqaqah
Huruf Lam dibaca Tarqiq ada dalam dua keadaan, yaitu :
Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah ( الله ) dan didahului oleh huruf yang berharakat kasrah.
( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
Contoh :
اللهِ
- فِىْ رَسُوْلِ اللهِ - فِىْ دِيْنِ
اللهِ أَفْوَاجً بِسْمِ
Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah
Contoh :
وَعَلَّمَ
- لِكُلِّ - لُمَزَةٍ
Hukum Bacaan Ra ( ر )
(Tafkhim, Tarqiq &
Jawazul Wajhain) Berikut Contohnya
Huruf Ra’ adalah salah satu huruf
hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, satu waktu dibaca tebal, dan satu
waktu dibaca tipis, dan satu waktu juga bisa dibaca tebal dan tipis. Oleh
karena itu perhatikan penjelasan berikut
ini dengan baik untuk dijadikan pedoman dalam memahami hokum bacaan dalam ilmu
tajwid lebih-lebih pokus pada hokum bacaan Ro’.
Hukum bacaan ra ( ر )
Hukum
bacaan Ro’ terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
1.
Ra
Tafhim ( تفحيم ) artinya
ra yang dibaca tebal .
Ra dibaca tebal.
Apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Jika huruf ra berharakat fathah atau fathatain ( رَ / رً )
Contoh :
- Ra fathah ( ر):
رَبُّكُمْ - رَبِّ الْفَلَقِ
- غُفِرَلَهُ - اَلَمْ تَرَ
- Ra fathatain
( رً ):
نَارًا - خَيْرًا - طَيْرًا
- شرًا
b. Jika ra berharakat dammah atau dammatain ( رُ / رٌ )
Contoh
:
- Ra dammah ( رُ ) :
رُزِقْنَا -
كَفَرُوْا - أَكْبَرُ - نَصْرُاللهِ
- Ra
dhammatain (
رٌ ) :
غفورٌ - أجرٌ
- مَبرُورٌ - نورٌ
c. Jika ra berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang
difathah atau didammah ( + رْ ـُـ / رْ + ـَـ)
Contoh
:
- Ra sukun
jatuh sesudah huruf difathah ( رْ + ـَـ )
وَأَرْسَلَ - تَرْمِيْهِمْ -
فَأَ ثَرْنَ بِهِ - وَانْحَرْ
- Ra sukun
jatuh sesudah huruf didammah ( ــُ +
رْ )
تُرْحَمُوْنَ - مُرْسَلِيْنَ
- قُرْآنٌ - مُرْتَفَقًا
d. Jika ra berharakat sukun didahului oleh huruf
yang berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat
itu. ( رْ / kasrah tidak
asli )
Contoh :
اِرْجِعِىْ - اِرْكَبْ
- اِرْحَمْنَا
e. Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya
berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada
huruf ISTI’LA ( إسـتـعـلاء )
yang tidak dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah + رْ + / kasrah asli ).
Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص - ض - ط - ظ - خ - غ - ق
Contoh :
قِرْطَاسٌ - مِنْ
كُلِّ فِرْقَةٍ - مِرْصَادٌ
2.
Ra Tarqiq
( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah
Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca tipis. Di dalam ilmu
tajwid ra ( ر ) dibaca
tipis jika memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :
a.
Jika ra
berharakat kasrah atau kasratain ( رِ
/ ٍر )
Contoh :
Ø Ra dikasrah
( رِ )
رِمَاحُكُم ْ -
كَرِيْمٌ - مِنَ الرِّجَالِ - وَمِنْ شَرِّ - رِزْقُهَا
Ø Ra dikasratain ( رٍ )
بِضُرِّ - لَفِىْ حُسْرٍ
b.
Jika ra berharakat
sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi
sesudah ra sukun bukan huruf isti’la. ( bukan huruf isti’la + رْ + ـِـ ).
Contoh :
فِرْعَوْنَ - فَبَشِّرْهُ
- وَأَنْذَرْبِهِ - مْرفَقًا
c. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun ( ra waqaf + يْ )
Contoh :
شَيْئٍ قَدِ يْرٌ-
وَهُوَالسَّمِيْعُ الْخَبِيْر سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ- لَكُم
ُالْخَيْرُ
d. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah ( ra waqaf + ـِـ )
Contoh :
وَلاَ
ناَصِرَ - هُوَالْكَافِرُ - بِمُصَيْطِرٍ
3.
Jawazul
Wajhain ( جواز الوجهين ) artinya boleh dibaca
tebal dan boleh
dibaca tipis
Huruf
ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra itu disukun dan huruf sebelumnya
dikasrah sedangkan setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. (huruf
isti’la yang dikasrah + رْ +
ِ )
Contoh :
مِنْ عِرْضِهِ -
بِحِرْصٍ
Wallahu’alamu bissawab
Post a Comment