Header Ads

Materi Quran Hadis Surah An Naas



QS An Naas


Kandungan Surat
Surat An Naas diturunkan sebelum hijrah. Maka disebut surat makkiyah yang terdiri dari 6 ayat, 20 kalimat dan 79 huruf. Dalam surat ini Allah SWT menunjukkan bahwa manusia memiliki berbagai macam sifat/watak yang berpengaruh pada hubungannya dengan orang lain.
Surat An Nas mengandung isti’aadzah (permintaan perlindungan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari segala kejahatan iblis dan bala tentaranya yang dapat melalaikan manusia dengan menebarkan was-was pada diri mereka.
Tiga ayat pertama Surat An Nas menunjukkan tiga sifat bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yakni rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah. Sifat rububiyah didahulukan karena mengandung makna penjagaan dan pemeliharaan, tepat untuk al isti’aadzah (permintaan pertolongan). Lalu mulkiyah menunjukkan bahwa tidak ada pertolongan kecuali dari pemilikNya. Setelah itu Allah menyebutkan uluhiyah untuk menjelaskan bahwa Dialah yang berhak disembah.
Tiga sifat ini sekaligus menunjukkan bahwa hanya Allah-lah Tuhan pemelihara dan pencipta, Dialah yang merajai dan menguasai manusia, serta hanya Dialah yang berhak diibadahi oleh manusia
Perhatikan ayat 1 dan 2 Surat An Naas berikut ini yang mengandung tauhid Rububiyah:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
مَلِكِ النَّاسِ
Raja Manusia
Ayat 1 memberi petunjuk kepada manusia agar mengakui kelemahannya dan mengakui kebesaran Allah SWT yang mengatur segalanya. Oleh karena itu manusia hendaknya berlindung kepada Allah SWT sebagai pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta.
Ayat 2 Allah SWT menjelaskan bahwa dia adalah Raja yang menguasai manusia. Dia berkuasa mengatur manusia. Manusia harus mengakui kebesaran, kekuasaan Allah SWT atas segala sesuatu.
Kata Malik (ملك) artinya raja, biasanya digunakan untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maalik (مالك) yang artinya pemilik, biasanya digunakan untuk menggambarkan kekuasaan si pemilik terhadap sesuatu yang tidak bernyawa. Maka wajar jika ayat kedua ini tidak dibaca maalik dengan memanjangkan huruf mim sebagaimana dalam Surat Al Fatihah. Demikian penjelasan Tafsir Al Misbah.
Ayat 3
إِلَٰهِ النَّاسِ
Sesembahan Manusia
Ayat 3 mengajarkan tentang tauhid Uluhiyyah. Kata ilah (إله) berasal dari kata aliha – ya’lahu (أله – يأله) yang berarti menuju dan bermohon. Disebut ilah karena seluruh makhluk menuju serta bermohon kepadaNya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pendapat lain mengatakan kata tersebut awalnya berarti menyembah atau mengabdi sehingga ilah adalah Dzat yang disembah dan kepadaNya tertuju segala pengabdian.
Surat An Nas ayat 4
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi
Kata syar (شر) pada mulanya berarti buruk atau mudharat. Kata al waswas (الوسواس) awalnya berarti suara yang sangat halus. Makna ini kemudian berkembang menjadi bisikan-bisikan, biasanya adalah bisikan negatif. Karenanya sebagian ulama memahami kata ini dalam arti setan. Karena setan sering membisikkan rayuan dan jebakan dalam hati manusia.
Sedangkan kata al khannas (الخناس) berasal dari kata khanasa (خنس) yang artinya kembali, mundur, bersembunyi. Patron kata yang digunakan ayat ini mengandung makna sering kali atau banyak sekali. Dengan demikian ia bermakna, setan sering kali kembali menggoda manusia pada saat ia lengah dan melupakan Allah. Sebaliknya, setan sering kali mundur dan bersembunyi saat manusia berdzikir dan mengingat Allah.
Saat menafsirkan Surat An Nas ayat 4 ini, Ibnu Abbas menjelaskan, “Setan bercokol dalam di atas hati anak Adam. Apabila ia lupa dan lalai kepada Allah, setan menggodanya. Apabila ia ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi.”
Surat An Nas ayat 5
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia
Kata Shudur (صدور) artinya adalah dada, yang dimaksudkan adalah tempat hati manusia. Maka ketika menjelaskan ayat ini, Syaikh Wahbah menjelaskan: “Yang menebarkan pikiran-pikiran buruk dan jahat di dalam hati. Dalam ayat tersebut disebutkan kata ash shudur karena dada adalah tempat hati. Pikiran-pikiran itu tempatnya di hati,
Pada ayat ke 4 dan 5 ini juga mengandung perintang berlindung kepada Allah SWT dari bahaya kejahatan, bisikan yang membisikkan kejahatan kepada manusia. Karena bahaya itu selalu berada didekatnya.
Surat An Nas ayat 6
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
dari (golongan) jin dan manusia
Kata min (من) dalam ayat ini bermakna sebagian. Karena memang sebagian manusia dan jin melakukan bisikan-bisikan negatif, tidak semuanya
Kata al jinnah (الجنة) adalah bentuk jamak dari jinny (الجني) yang ditandai dengan ta’ marbuthah untuk menunjukkan bentuk jamak muannats. Kata jinn berasal dari akar kata janana (جنن) yang berarti tertutup atau tidak terlihat. Anak yang masih dalam kandungan disebut janin karena ia tidak terlihat. Dinamai jin karena ia makhluk halus yang tidak terlihat.
Seluruh makhluk yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan disebut setan, baik dari jenis jin maupun manusia. Setan jin tersembunyi tapi setan manusia tampak.
Dalam ayat ini, Allah mengatakan bahwa setan yang membisikkan kejahatan kepada manusia adalah dari kalangan Jin dan Manusia.
Wallahu ‘alam
Contoh Latihan Soal Essay
        1.    Lafaz  إِلَٰهِ النَّاسِ mengandung tauhid …..
        2.    Sebutkan tiga sifat ketuhanan yang terdapat pada ayat 1 – 3 surat An Naas !
        3.    Apa perbedaan arti kata Malik (ملك) dengan Maalik (مالك), coba jelaskan
       4.    Yang dimaksud dengan syaithan pada ayat ke 6 adalah …….
       5.    Surat An Naas secara umum mengandung perintah apa !

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.