Optimis dalam kehidupan
Optimisme dalam
kehidupan
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ
مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ
عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا
نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ الله، اُوْصِيكم ونَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم،. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,
Pada
kesempatan yang sangat baik ini, Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri,
juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada
Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,
Di
tengah krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita ini, mulai dari krisis
moral, krisis ideologi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, marilah renungkan
firman Allah berikut ini:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ
وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya:
“Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan
harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang
sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya
kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah
orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang
mendapatkan hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157)
Hadirin
jamaah Jumat hafidhakumullah,
Dari ayat tadi bisa kita telaah bahwa kehidupan
manusia itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita
jumpai kemudahan dalam segala bidang, dan pada lain waktu, kita temukan
kesulitan hidup. Di satu saat kita bisa bersedih, di saat lain kita bisa
tiba-tiba menjadi gembira. Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian iman dari
Allah SWT.
Syekh
Ahmad Dardir mengatakan dalam sebuah syair:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ
صَبُوْرًا
Artinya: “Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat
Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”
Syair ini menjelaskan tentang tugas kita, agar
pandai-pandai bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yang diberikan tidak
membuat kita lengah tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara
baik dan benar. Begitu pula sebaliknya. Pada waktu kita dikasih cobaan oleh
Allah, tugas kita adalah bersabar. Kita harus selalu ber-husnudhan kepada
Allah. Kita perlu yakin, Allah akan memberikan kemudahan kepada kita, mungkin
saja nanti atau di kemudian hari. Allah berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا
Artinya:
Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan,
ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6)
Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan
antara kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi
sampai dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini. Dalam sebuah
hadits qudsi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radliyallâhu
anh, Allah berfirman:
خَلَقْتُ عُسْرًا وَاحِدًا وَخَلَقْتُ
سَيْرَيْنِ
Artinya:
“Allah bersabda, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan
dua kemudahan.”
Hadirin
Sidang jumat rahimakumullah !
Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang
bertani, namun gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai
harapan. Yang menjadi pelajar, nilai yang diperoleh kurang sesuai harapan. Yang
kerja kantor, ada masalah di kantornya. Yang berdagang ditipu orang. Hal
tersebut bisa saja menimpa kita. Di saat-saat demikian, kita tetap harus menata
hati untuk memposisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kata Allah
dalam hadits qudsi menyebutkan:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ
Artinya: “Aku itu berada pada posisi dugaan
hamba-Ku kepada-KU.”
Maksudnya, jika kita meyakini Allah tidak akan bisa
menyelesaikan masalah kita, maka masalah kita tidak akan selesai. Apabila kita
yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan urusan kita yang menurut ukuran kita itu
sangat rumit, Allah pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenarionya
yang indah.
Hadirin
Jamaah jumat yang berbahagia !
Perihal
kesulitan, dari Ibnu Mas’ud menyebutkan:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ الْعُسْرُ فِيْ
حُجْرٍ لَطَلَبَهُ الْيُسْرُ حَتَى يَدْخُلَ عَلَيْهِ وَلَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ
يُسْرًا
Artinya:
“Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam
suatu lubang, pasti kemudahan akan mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan
kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti
akan menang.”
Hadirin
Jamaah jumat yang berbahagia !
Solusi
terbaik menghadapi hidup adalah optimisme.
اَلْيَقِيْنُ اَلْعِلْمُ كُلُّهْ Artinya: “Optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja.”
Mari kita bangun optimisme, sembari sambil
membenahi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kita evaluasi sikap
kita, kinerja kita, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu
wa ta’âlâ yang rajin, shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan
oleh Allah dengan cara-Nya yang indah, insha Allah kita akan diberikan jalan
keluar dari aneka krisis tersebut. Rasulullah shallalâhu alaihi wa
sallam bersabda :
أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ إِنْتِظَارُ الْفَرَجِ
Artinya: “Sebaik-baik ibadah adalah menanti
kegembiraan.”
Yang dimaksud Rasulullah SAW kira-kira
adalah optimisme menyambut datangnya kebahagiaan itu merupakan ibadah yang
agung. Bagaimana kalau tidak agung apabila semua umat muslim di muka bumi ini
berputus asa, tidak ada yang mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu
hal yang harus kita hindari. Lawan kata putus asa adalah optimisme, keyakinan
yang tangguh.
Pesan
Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam al-Quran:
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ
مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya:
“Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus
asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87)
Dengan
demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama,
semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang
berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika berduka harus
bersabar. Kedua, berdoa atau memohon kepada Allah
dengan penuh optimisme itu sangat penting.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ
دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya:
Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku,
agar mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)
Ketiga, pentingnya berhusnudzhan kepada
Allah ta’âlâ. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan
Keempat, bagi orang yang sedang dirundung duka, penuh
cobaan hidup, hendaknya memperbanyak doa kepada Allah SWT.
Semoga kita tergolong orang-orang yang diberikan
anugerah bisa mensyukuri beraneka macam nikmat Allah. Andai saja kita diberi
cobaan, semoga kita dianugerahi kesabaran dan optimisme serta pribadi yang
selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka. Aamin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنِّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا
أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ
اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان
وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Post a Comment