Materi UAMBN 2020 Q.S. Al-Kafirun
BAB 4
Sikap Toleranku Mewujudkan Kedamaian
Q.S. Al-Kafirun
Pengertian
fanatik dan toleran
1.
Fanatik
Menurut KBBI,
fanatik ialah teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik,
agama, dan sebagainya). Dengan demikian orang fanatik dalam beragama berarti
memiliki keyakinan yang kuat dan mantap dalam hati terhadap agamanya. Keyakinan
itu akan mempengaruhi dalam sikap hidupnya sehari-hari.
Dalam Islam
ada dua istilah tentang sikap fanatik; 1)
Istiqamah adalah keteguhan hati, Dengan sikap ini seorang muslim harus
bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajaran agama, dan 2) Ta’ashub adalah
fanatik buta (fanatik yang berlebihan).
2.
Toleran
Menurut KBBI,
Toleran ialah sifat atu sikap suka menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan,
dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
Dengan kata lain toleran berarti memberi kebebasan kepada orang lain untuk
bersikap atau berpendirian sesuai keinginannya.
Dari kedua deinisi
tersebut, dapat diambil pengertian bahwa sikap panatik tidak selalu bertentangan
dengan sikap toleran. Keduanya dapat dimiliki atau dijalani secara bersamaan
tanpa saling mengalahkan atau mengabaikan pihak lain.
Surah Al-Kafirun (Orang-orang kafir)
Makkiyah 6 ayat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآأأَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِ يْنِ
(٦
Terjemahan ;
1.
Katakanlah (Muhammad)
“wahai orang-orang kafir!
2.
Aku tidak akan menyembah
apa yang kamu sembah
3.
Dan kamu bukan penyembah
apa yang aku sembah
4.
Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5.
Dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
6.
Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku
A.
Asbabun Nuzul Surah
Al-kafirun
Turunnya
Surah Al-Kafirun dilatar belakangi oleh ajakan kaum musyrikin Qurays yang
selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah saw, dengan bujukan sampai
cara peyiksaaan dan intimidasi mengalami kegagalan. Akhirnya ada gagasan untuk
mengajak kompromi Rasulullah, mereka mengajak Rasulullah beserta sahabat untuk
menyembah tuhan mereka selama 1 tahun, kemudian 1 tahun berikutnya mereka
bersedia untuk menyembah Allah swt, dengan tuntunan Rasulullah. Dari peristiwa
ini turunlah Surah al-Kafirun sebagai respon ajakan kaum Qurays.
Dalam riwayat
lain menyebutkan bahwa sekelompok pemuka kafir Qurays datang me emui Nabi SAW.
Mereka adalah Al-Walid bin Mugirah, al-‘Ash bin Wail, al-aswad bin al-muthalib,
dan umayyah bin khalaf. Kedatangan mereka untuk mengajak Rasulullah saw
bersekutu dalam segala hal, termasuk dalam hal peribadatan. Mereka akan
menyembah apa yang beliau sembah. Beliau diminta menyembah apa yang mereka
sembah. Bahkan mereka akan mengangkat belaiu sebagai pemimpin. Dengan adanya
tawaran tersebut turunlah wahyu Allah yaitu surah al-kafirun.
B.
Penjelasan Ayat
Ayat kesatu dan kedua
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
1.
Katakanlah (Muhammad)
“wahai orang-orang kafir!
2.
Aku tidak akan menyembah
apa yang kamu sembah
Kandungan ayat 1 Yaitu Ikrar
kemurnian tauhid. Tidak ada yang dapat menyamai kebenaran akidah Islam. Oleh
karena itu Allah melarang mencampur adukkan akidah dan keimanan yang ia anut
dengan keyakinan orang lain. Selanjutnya ayat 2 adalah ikrar penolakan terhadap
semua bentuk praktik peribadatan kepada selain Allah swt.
Ayat ketiga
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُد
Dan kamu bukan penyembah apa yang aku
sembahI
Artinya,
persembahan kita ini sekali-kali tidak dapat diperdamaikan atau digabungkan.
Karena yang aku sembah hanya Allah dan kalian menyembah kepada benda yaitu kayu
atau batu yang kamu buat sendiri dan kamu besarkan sendiri.
Ayat
keempat dan kelima
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآأأَعْبُدُ ﴿٥﴾
Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
Dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
Maka selain dari yang kita sembah itu berlainan, aku
menyembah Allah, aku melakukan shalat dengan syarat dan rukun yang telah
ditentukan, sedang kamu menyembah berhala. Oleh sebab itu kita sangatlah berbeda.
Ayat
Keenam
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِ يْنِ
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku
Soal
aqidah, diantara tauhid mengesakan Allah, sekali-kali tidaklah dapat dicampuradukkan
dengan syirik.
Pada ayat ke
2 dan 4, Rasulullah saw menegaskan bahwa beliau tidak akan pernah menyembah apa
yang disembah orang kafir, yakni berhala. Ayat ke 3 dan 5, Rasulullah saw juga menegaskan
bahwa orang kafirpun tidak akan pernah menjadi penyembah apa yang beliau
sembah, yak ni Allah swt. Dengan demikian, ayat 2-5 merupakan landasan
fanatisme beragama.
Pada ayat 6,
Rasulullah saw menegaskan bahwa orang kafir tetap pada agamanya dan beliau
bersama kaum muslimin juga tetap pada tauhid. Dengan demikian ayat ke 6 ini
sebagai landasan hukum adanya Tasamuh atau toleran dalam beragama.
Pada surat ini dapat diambil pelajaran, masalah
agama biarlah berjalan masing-masing. Masalah aqidah dan ibadah Umat Islam,
mempunyai keyakinan dan aturan tersendiri. Namun demikian kerukunan antar umat
beragama perlu dibina dan dijaga.
Post a Comment