Hutbah Jum'at Bagaima Allah Mencitai Hambanya
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّابَعْدُ؛
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah SWT!
Tidak
bosan bagi kami untuk selalu berwasiat, baik bagi diri kami sendiri maupun
bagi hadirin sekalian, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa
kita kepada Allah swt, karena iman dan
taqwa adalah sebaik-baik bekal di dalam meraih kebahagian hidup di dunia maupun
akhirat. Pada kesempatan kali ini juga, kami ingin membahasa tentang bagaimana Allah
mencintai hambanya.
Dalam sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري(
Artinya
:
Rasulullah
Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia
memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini
maka cintailah dia! ” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya
kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit,
sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian
semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun
dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari)
Hadirin kaum
muslimin rahimakumullah
Marilah
kita selami makna hadis ini... bagaimana Allah mencintai seseorang? Pernahkah
terbersit dalam hati kita, jika ada salah seorang
yang hadir di majelis mulia ini termasuk kepada orang-orang yang dicintai
Allah?
Ketika
Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya cukup
mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh
penjuru makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi ? yang artinya
“Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia, lalu jibril pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di langit!”, Maka Jibril pun mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para malaikat, para nabi, para wali Allah dari kalangan jin dan manusia, “Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai segenap makhluk Allah di muka bumi ini.”
Jika
seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai, dan
tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya. Apa yang diminta akan
diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi,
dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan Allah dari siksa api neraka.
Lalu
Allah melanjutkan firman-Nya dalam Hadis Qudsi tadi yang artinya
Allah
SWT berfirman, “Tidak seorangpun hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan
sesuatu yang paling aku cintai, melainkan dengan apa yang telah aku wajibkan
kepadanya. Hambaku adalah orang yang selalu mengerjakan ibadah-ibadah nawafil
(amalan-amalan sunnah) sehingga aku mencintainya. Ketika aku telah
mencintainya, maka akulah yang akan menjadi telinga yang dia gunakan untuk
mendengar, mata yang dia gunakan untuk melihat, tangan yang dia gunakan untuk
memukul, kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku,
pasti aku berikan, dan jika dia butuh perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.”
Melalui
Hadis Qudsi ini, kita bisa memahami bahwa seorang hamba yang sangat istimewa di
hadapan Allah SWT adalah seorang hamba yang mampu memadukan antara suatu
kewajiban (fara`idh) dengan amalan sunnah (nawafil) . Tidak ada artinya amalan
sunnah, atau ibadah-ibadah yang sifatnya sekunder di saat hal-hal yang lebih
wajib ditinggalkan. Kita mengerjakan sholat sunnah Dhuha atau shalat Qobliyah
dan Ba’diyah misalkan, tetapi harus juga dengan tidak meninggalkan kewajiban
sholat yang lima waktu yang fardhu. Kita menunaikan haji ke Baitullah untuk
yang ke sekian kalinya, tetapi juga harus dengan melihat apakah orang-orang
miskin disekeliling kita sudah tercukupi semua. Jangan sampai kita selalu
melaksanakan ibadah sunnah yang dianjurkan oleh baginda Rasulullah Saw, tetapi
kita tidak menjaga tali silaturrahmi yang wajib.
Di saat
kita bisa memadukan atau mengerjakan antara amalan-amalan yang wajib dan
sunnah, maka di saat itulah seorang manusia menjadi lebih istimewa di hadapan
Allah SWT. Namun yang perlu untuk selalu kita ingat adalah, bahwa ibadah itu
harus dilandasi dengan keimanan dan keikhlasan dalam mengerjakannya. Tanpa
keimanan dan keikhlasan, maka semua itu akan hampa, tiada artinya.
Berkaitan
dengan betapa Allah SWT sangat mencintai kita sebagai hambanya, ada sebuah hadis
yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah
r.a :
"فَإِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفُ اللَّيْلِ نَزَلَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ هَلْ مِنْ تَائِبٍ فَأَتُوبَ عَلَيْهِ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأُجِيبَه، وذلك في كُلِّ لَيْلَةٍ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ." (رواه البخاري(
“Jika telah lewat tengah malam atau sepertiga
malam yang akhir, Allah Yang Maha Mulia dan Agung turun kelangit yang paling rendah
(langit dunia), lalu berkata: Adakah orang yang meminta kepada-Ku saat ini,
pasti akan aku beri, adakah orang yang memohon ampun, pasti aku ampuni, adakah
orang yang bertaubat, pasti aku berikan taubat-Ku, adakah orang yang
memerlukan-Ku, pasti akan aku penuhi.” Dan itu terjadi setiap malam hingga
terbit fajar”. (HR. Bukhari).
Hadirin sidang
Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT
Oleh
karena itu, alangkah baiknya jika kita menyembah, tunduk dan patuh kepada Allah
SWT hanya atas dasar cinta kita kepada-Nya, bukan dilandasi oleh rasa takut
atas murka dan siksanya, walaupun hal itu juga tidak buruk. Karena Allah juga
sangat mencintai kita, dan Semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang
dicintai oleh Allah swt, Amin ya Robbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ عَظِيْمِ. وَنَفَعْنِيْ
وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمَنْكُمْ تَلَاوَتَهُ اِنَّهُ
هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُاللَه الْعَظِيْمِ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتُ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُرُ الرَّحِيْمِ.
Post a Comment