Header Ads

Materi Qur'an Hadis kelas 8 QS Al-Insyirah

Penjelasan QS Al-Insyirah





 Asbabun Nuzul Surah Al-Insyirah
Nabi muhammad SAW sangat sedih karena kematian salah satu putranya. Kaum Quraisy memanfaatkan kesempatan ini dengan memperolok Nabi Muhammad SAW.
.
"Putuslah  keturunan Muhammad" kata kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini membuat Nabi Muhammad bertambah sedih. Para sahabat mulai risau dengan keadaan Nabi Muhammad SAW yg semakin hari semakin sedih dan punggungnya mulai membungkuk seolah olah ada beban yg memberati punggunya. 
Kemudian Allah menurunkan surat Al-Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penghibur hati Nabi Muhammad SAW yang sedang sedih oleh kematian putranya tersebut. Di dalam surah Al-Insyirah Allah telah menghibur nabi.

Isi kandungan QS Al-Qariah
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

Bukankah Kami telah melapangkan bagimu dadamu?

Ayat 1, Allah menyatakan kepada nabi Muhammad SAW, dengan peryataan bahwa sesungguhnya Kami telah melapangkan  dadamu dan Kami memberikan cahaya sehingga dadamu menjadi lapang dan luas.

Kalimat “melapangkan dada”, dalam bahasa Arab, biasanya digunakan untuk menggambarkan kelapangan dan kekuatan jiwa dalam berbuat atau berbicara. Berdasarkan hal ini, bisa kita tafsirkan bahwa ayat ini berbicara tentang “kelapangan dada” dalam arti bahwa Allah swt. telah memberikan kekuatan kepada Nabi saw. untuk menemukan kebenaran, kearifan, dan kelapangan hati untuk memaafkan kesalahan orang yang berbuat zalim kepadanya serta kekuatan dalam menghadapi gangguan-gangguan orang lain.

Jadi, yang dimaksud dengan Bukankah Kami telah melapangkan bagimu dadamu adalah Allah swt. telah membukakan hati Nabi saw. untuk menerima cahaya ilahi sehingga beliau memiliki kearifan, mempunyai kelapangan hati untuk menghadapi berbagai kesulitan, serta memahami hakikat kehidupan. Ini merupakan modal yang sangat penting dalam mengarungi kehidupan. Siapapun yang memiliki hal ini, tentu akan merasakan keberuntungan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ . اَلَّذِى أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberati punggungmu.

Ayat 2-3, Allah telah meringankan beban nabi Muhammad, maksud beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita nabi Muhammad saw dalam menyampaikan risalah.
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Dan Kami kami tinggikan bagimu sebutanmu?

Ayat 4, Allah memberikan penghargaan kepada nabi Muhammad atas kesabarannya dalam melaksanakan risalah dakwah.

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  . اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan.

Ayat 5-6, Allah menyatakan bahwa disetiap kesulitan akan datang kemudahan. Allah menyampaikan hal tersebut untuk memberi motivasi kepada nabi muhammad dan hamba- hamba-Nya bahwa tidak ada kesulitan yang tidak teratasi selama manusia memiliki semangat untuk keluar dari kesulitan dan selalu bertawakkal kepada Allah.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai dari suatu amalan, maka besungguh-sungguhlah dalam mengerjakan amalan lainnya.

Ayat 7, Allah mengingatkan kepada nabi Muhammad dan umatnya agar tidak cepat puas dengan hasil usahanya dan mengingatkan apabila telah menyelesaikan suatu urusan maka segeralah untuk menyelesaikan urusan yang lain.

Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah  maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Ayat ini menyuruh agar kita dinamis, kita harus terus bergerak, kerja keras tanpa lelah, berpikir tanpa henti. Kita berpacu dengan waktu! Jatah usia makin menipis, jangan biarkan waktu yang kita miliki lewat dengan sia-sia, tanpa karya, tanpa aktifitas. Umar bin Khattab r.a. berpesan, “Aku benci melihat kalian tidak melakukan aktifitas yang menyangkut kehidupan dunia, tidak pula untuk kehidupan akhirat.

وَاِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

Ayat 8, Allah mengingatkan kepada nabi Muhammad dan umatnya agar senantiasa bersandar dan mohon pertolongan hanya kepada Allah.

Ayat terakhir ini diawali dengan huruf penghubung Wa (Wa ilaa rabbika farghab) Wa artinya “dan”. Kata penghubung ini menghubungkan ayat ke-7 ayat ke-8, “Fa-idza faraghta fanshab” Wa “ilaa rabbika farghab”. 

Pada ayat 7, Allah swt. memerintahkan agar kita melakukan kegiatan berikutnya setelah selesai dari suatu kegiatan. Sementara ayat 8, Allah swt. memerintahkan agar kita selalu berharap hanya kepada Allah. Ini mangandung makna bahwa seseorang harus selalu menghubungkan antara kesungguhan berusaha dengan harapan dan kecenderungan hati kepada Allah swt.

Kita tidak cukup sekedar berusaha sungguh-sungguh tapi juga harus membingkai usaha dengan doa dan berharap pada Allah swt. Usaha yang dibingkai dengan doa dan berharap pada Allah akan melahirkan jiwa syukur kalau kita sukses dan sabar kalau usaha itu gagal. Jadikanlah kegagalan sebagai guru untuk meraih kesuksesan yang lainnya. Semua usaha tidak ada yang sia-sia kalau dibingkai dengan mengharap rido Allah swt.

Wallahu a’lam







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.