MAkalah Surat Al-Insyirah Kelompok 1 MTs NW Boro'Tumbuh
MAKALAH
Surah Al-Insyirah
Disusun Oleh ;
Kelomok I
1.
Siti Amelia
2.
Rina Juita
3.
Rina Janwarti
4.
Qomariah
|
MADRASAH TSANAWIYAH
NAHDLATUL WATHAN
BORO’ TUMBUH
TP. 2019/2020
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena saya telah menyelesaikan
makalah yang membahas tentang materi Surah Al – Insyirah.
Secara
keseluruhan bahasan yang di bahas ini meliputi beberapa aspek, seperti membaca
surah Al – Insyirah, arti dan kosa kata surah Al - Insyirah, kandungan surah Al
– Insyirah, perilaku menurut Al - Qur`an Surah Al – Insyirah dan khasiat dari
surat Al - insyirah.
Dengan
demikian, setelah mempelajari bahasan ini, diharapkan teman – teman
dapat mengerti tentang surah Al – Insyirah. Saya menyadari bahwa penyusunan
semua ini tidak lepas dari beberapa situs diinternet dan kami menyadari bahwa
bahasan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan
kritik dari teman-teman demi perbaikkan bahasan ini.
Semoga
bahasan ini bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bahasan ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tumbuh
mulia, 5 september 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah.
Sebagai akibat dari makin meluasnya
wilayah kekuasaan Islam keluar melintasi jazirah Arab ke negeri-negeri yang
penduduknya asing dengan bahasa lisan dan tulisan Arab dan tentunya tidak
sedikit di antaranya berkeinginan untuk mendalami ajarannya, maka para Ulama merasa
perlu melakukan suatu usaha untuk memudahkan mereka membaca, menelaah dan
mengkajinya. Upaya untuk menganalisasi
struktur bahasa al-Qur’an dan mengungkap kandungan maknanya direalisasikan
kemudian oleh beberapa ulama atau mufassirin. Mereka semakin giat melakukan
pengkajian atau penulisan (tafsir) al-Qur'an di samping sebagai usaha untuk
memberikan pemahaman dan menerangkan maksud ayat-ayat suci al Qur'an, juga
sebagai jawaban terhadap tuntutan zaman yang dihadapi tiap generasi. Hal ini
terus berlanjut dari waktu ke waktu sehingga telah melahirkan sejumlah karya
penafsiran, baik untuk tujuan ilmiah maupun berupa tulisan bebas dengan tujuan
pencerahan qalbu. Dengan demikian, semangat untuk mendalami dan menggali
al-Qur'an tidak pernah terputus dan ini semakin menguatkan bahwa al-Qur'an
adalah kalamullah yang abadi tidak pernah pudar dari perubahan zaman, bahkan ia
menjadi sumber ideal sekaligus menggambarkan faktual kehidupan. Tema-tema yang
diangkat pun agak bervariasi, bergantung kepada latar belakang atau disiplin ilmu
dan kecenderungan penulisnya dan biasanya tidak lepas dari perkembangan sosio-politik
di wilayah pada saat karya tafsir tersebut disusun serta untuk menjawab dan
merespon kebutuhan masyarakat dengan keanekaragaman latar belakang tiap individu
dan pikiranya.
1. Latar
Belakang
Kita hidup di dunia ini tidak
terlepas dari ujian dan cobaan. Umat manusia akan berhasil mendapatkan
kebahagiaan di akhirat apabila ia berhasil menghadapi semua ujian dan cobaan
yang diberikan Allah SWT kepadanya
Kita harus percaya bahwa setiap
kesulitan yang kita hadapi, pasti ada kemudahan sebagai jalan keluarnya. Hal
ini sudah diatur oleh Allah SWT sesuai firman-Nya dalam surah Al – Insyirah.
Tetapi, jalan keluar dari permaslahan yang kita hadapi semata – mata tidak datang
jika kita hanya berpangku tangan saja. Kita harus berusaha dan berdoa untuk
menemukan pemecahan masalah yang kita hadapi.
2. Rumusan Masalah
a. Apa
bunyi dan arti surat Al-Insyirah ?
b. Bagaimana tafsiran ayat dalam surat
Al-Insyirah ?
c. Apa
kandungan surat Al-Insyirah ?
d. Apa
saja perilaku dalam surat Al-Insyirah ?
e. Apa
saja Khasiat dari surah Al-Insyirah ?
3. Tujuan
a. Dapat
membaca dan mengartikan surah Al-Insyirah
b. Menaftsirkan
Ayat dalam surat L-Insyirah
c. Mengetahui
kandungan surat Al-Insyirah
d. Mengetahui
perilaku dalam surat Al-Insyirah
e. Mengetahui
khasiat dari surat Al-Insyirah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Membaca dan
mengartikan Surat Al-Insyirah
نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
,وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
dan Kami telah menghilangkan daripadamu
bebanmu,
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
yang memberatkan punggungmu?,
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
B.
Tafsir
Surat Al-Insyirah
1. Bukankah kami Telah melapangkan
untukmu dadamu?,
2. Dan kami Telah menghilangkan
daripadamu bebanmu
3. Yang memberatkan punggungmu?
4. Dan kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5. Karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.
C.
Kandungan Surah Al – Insyirah
Surat
al-Insyirah turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah. Al-Insyirah artinya
kelapangan dada. Surat ini juga dinamakan dengan al-Syarh.
Ada juga yang menyebutnya surat Alam Nasyrah. Semua nama tersebut
merujuk ke ayat pertamanya.
Surat
al-Insyirah adalah surah
ke-94, termauk wahyu yang ke-12 yang diterima Nabi Muhammad Saw.
Ia turun sesudah surat ad-Duha dan sebelum al-‘Ashr. Ia terdiri dari 8 ayat.
Menjelang
turunnya surah ad-Dhuha, Rasulullah Saw sangat gelisah dan bimbang, karena lama
tidak mendapatkan wahyu lagi dari Allah. Sedangkan ketika turunnya surat ini,
kegelisahan dan kekhawatiran tersebut telah hilang. Beliau merasakan kelapangan
dada dan jiwa yang tenang. Oleh karena itu pada awal surat ini Allah
mengingatkan beliau tentang anugerah tersebut.
Isi
kandungan surat ini berkaitan dengan akhir surat sebelumnya, ad-Duha. Yaitu
perintah untuk menyampaikan dan menunjukkan nikmat-nikmat Allah kepada Nabi
Muhammad Saw. Diantara nikmat itu adalah wahyu yang selama ini telah beliau
terima. Dalam surat ini beliau diingatkan agar terus menyampaikan
dakwahnya, walaupun penyampaian itu berat dan mendapat penolakan
oleh banyak manusia. Beliau tidak perlu khawatir dan berkecil hati, karena
Allah akan selalu bersama beliau.
Allah
tidak akan pernah meninggalkan nabi-Nya. Buktinya adalah Dia telah
melapangkan dada (hati) beliau sehingga mendapatkan ketenangan. Kelapangan dada
inilah yang menyebabkan Nabi saw mampu menerima dan menemukan kebenaran, hikmah
dan kebijaksanaan. Serta dapat memberikan maaf atas kesalahan dan gangguan dari
orang lain.
Bukti
kedua, Allah telah menghilangkan beban berat yang harus beliau pikul.
Diantaranya adalah :
a.
wafatnya istri beliau, Khadijah ra. dan paman beliau, Abu Thalib
b.
beban berat saat menerima wahyu
c.
beban psikologis (mental) akibat keadaan umat yang beliau yakini berada dalam
jurang kebinasaan, tapi belum tahu jalan keluar yang tepat.
Menghadapi
kondisi Nabi Saw yang seperti ini, Allah kemudian menghibur beliau dengan
berfirman : “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu”. Nama
beliau disebut dalam dua kalimat syahadat dan adzan. Disamping itu Allah juga
memerintahkan kaum muslimin agar bershalawat dan mentaati perintah beliau.
Mentaati beliau juga berarti mentaati Allah, sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ
خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS.
An-Nisa [4] : 59)
Ini
semua Allah sebutkan untuk memompa semangat beliau. Allah juga mengingatkan
bahwa beliau adalah manusia paling mulia di hadapan-Nya. Sehingga tidak perlu
khawatir dan kecil hati. Serta tidak perlu untuk berputus asa, karena setiap
kesulitan pasti jalan keluarnya.
Selanjutnya,
Allah tunjukkan bukti kebenaran firman-Nya kepada beliau. yaitu keberhasilan
beliau dalam berdakwah di masa-masa awal. Pada awalnya beliau sendirian,
ditantang dan dianiaya oleh kaum kafir Mekah. Sampai-sampai beliau dan
keluarganya diboikot, tidak boleh berjual beli, bicara, kawin dan berbicara
selama tiga tahun lamanya. Tapi akhirnya tiba juga kelapangan dan jalan
keluarnya. Hal ini seakan menyatakan bahwa kelapangan dada, keringanan beban
yang dirasakan dan keharuman nama Nabi Saw karena sebelumnya beliau telah
mengalami puncak kesulitan. Namun beliau tetap tabah dan optimis. Sehingga
berlaku sunnatullah “Apabila kesulitan telah mencapai puncaknya maka pasti akan
sirna dan disusul dengan kemudahan.”
Namun
semua kemudahan tersebut tidak akan dapat dicapai bila tidak dibarengi dengan
kesungguhan dalam berusaha. Disamping kesungguhan dalam berusaha, juga harus
dibarengi dengan pengharapan (doa) kepada Allah Swt. Sesuai dengan sebuah
ungkapan “Ora et Labora” (berdoa dan berusaha). Sebagaimana firman Allah
:
...
ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ
بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
Artinya
:
“.... Demikianlah
diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS. At-Thalaq
[65] : 2-3)
D.
Perilaku Menurut Al - Qur`an Surah Al – Insyirah
Perilaku yang dapat kita ambil dari
makna yang terdapat dalam surah Al – Insyirah adalah
Bahwa
Allah SWT telah membukakan hati Rasulullah untuk menerima cahaya ilahi,
sehingga beliau mmiliiki kearifan, mmpunyai kelapangan hati untuk mnghadapi
berbagai kesuliitan serta memahami hakikat kehidupan.
Bahwa
Rasulullah pernah merasakan beban yang sangat berat dalam kehidupannya.
Ditengah menghadapi beban tersebut Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk
memberikan wahyu kepadanya. Dengan wahyu dari Allah SWT, Rasulullah mendapat
pencerahan bagaimana menanggulangi umat islam yang diliputi kezaliman dan
kebejatan moral. Apabila dibandingkan dengan masalah Rasulullah, masalah kamu
tidak seberapa oleh karena itu apabila kamu menghadapi masalah baik dalam
belajar, bekerja, atau dengan teman kamu harus sabar dan berusaha dan
semaksimal mungkin agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan.
Bahwa
Allah SWT telah meninggikan dan mengharumkan Rasulullah dan menjadi manusia
pilihannya. Semua hamba Allah pasti akan diangkat derajatnya asalkan mau
berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah
menerangkan bahwa setiap menghadapi berbagai kesulitan kamu harus yakin bahwa
aka nada penyelesaian dan jalan keluarnya. Sesungguhnya bersama kesulitan itu
pasti ada kemudahan.
Allah
cinta kepada orang yang suka bekerja keras tanpa lelah berfikir tanpa henti
’’Khalifah Umar Bin Khatab berpesan, ‘’ aku benci melihat kalian tidak
melakukan aktifitas yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat’’. Intinya
islam tidak menganjurkan umatnya untuk berdoa tanpa usaha.
Kita
harus selalu berharap kepada Allah dari usaha yang telah dilakukan dengan
sungguh-sungguh, tentunya dengan doa dan ikhtiar.
E. Khasiat
dari Surah Al – Insyirah
Surat ini mengandung beberapa khasiat kaitannya dengan Rizki
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh seperti ia mendatangi aku dan aku telah mengambil kesempatan maka menjadi suatu kelapangan dari padaku.”
“Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh seperti ia mendatangi aku dan aku telah mengambil kesempatan maka menjadi suatu kelapangan dari padaku.”
Al-Imam Syafi’i Rahimahullah
berkata ”Barang siapa ingin merasa kenyang dan sabar dari rasa lapar,
maka bacalah surat Alam Nasyroh 7 (Tujuh) kali.
Dan barang siapa ingin marahnya
menjadi santun, maka bacalah surat Alam Nasyroh setiap hari 1 (satu) kali.
Dan barang siapa ingin merasakan
tidur yang sedikit namun merasa cukup baginya, Maka bacalah surat Alam Nasyroh
3-7 (Tiga atau tujuh) kali ketika hendak tidur.
Dan barang siapa ingin kesulitannya
dipermudahkan oleh Allah, Maka bacalah surat alam nasyroh 3 (Tiga) kali setiap
selesai shalat lima waktu.
1. Barang siapa membaca Alam Nasyroh
setiap selesai shalat fardhu maka Allah SWT akan memudahkan segala urusannya,
dan dimudahkan rizkinya dengan datang tanpa di duga-duga, serta dijauhkan dari
segala macam kesulitan dan kesukaran.
2. Barang siapa membacanya 9 kali
selesai shalat fardhu, maka Allah SWT akan melapangkan dadanya dari sifat
kesal, jenuh, jengkel dan dilapangkan rizkinya dan segala urusannya menjadi
serba mudah.
3. Barang siapa membaca surat Alam
Nasyroh sebanyak 41 kali seama 7 hari berturut-turut tanpa putus yang dimulai
hari Ahad (Minggu) sampai dengan hari sabtu, maka Insya Allah, dengan izin
Allah SWT ia akan diberi kecukupan rizqi, diberi kekayaan hati, dan diberikan
rizqi yang sangat luas dengan jalan tidak terduga.
4. Bila
anda mempunyai suatu Hajat yang sangat besar seperti ingin Naik Haji, Menjadi
Bupati, Lurah, atau masuk Calon Pegawai negeri sipil, dan ingin agar Hajat anda
bisa dikabulkan oleh Allah SWT maka anda bepuasa selama 7 hari yang dimulai
dari hari Juma’at, dan selama menjalani puasa tengah malamnya anda Sholat Hajat
Khusus yaitu 4 Rakaat dengan 2 kali salam, selesai shalat membaca istighfar 100
kali dan shelawat 100 kali, kemudian membaca surat Alam Nasyroh 1000 kali, Lalu
berdoa kepada Allah apa yang di Hajatkan, Insya Allah bila anda serius dan
tekun, Akan dimudahkan segala niat anda atas RidhoNya. Amin.
5. Bila anda membaca surat Alam Nasyroh
200 kali sesudah shalat Dhuha 4 rakaat setiap harinya, maka Allah SWT akan
memperlihatkan berbagai perkara-perkara Gaib kepadanya yang tidak bisa dilihat
oleh Manusia.
6. . Bila
anda mempunyai suatu Hajat kepada Allah SWT baik soal Rizqi, mencari pekerjaan
yang cocok, dimudahkan mendapatkan jodoh yang terbaik, maka bacalah surat Alam
Nasyroh sebanyak bilangan jumlah hurufnya yaitu 101 kali setiap malam setelah
shalat Tahajud ataupun Hajat selama 7 hari berturut-turut tanpa putus, Caranya
: Setelah sholat Hajat 2 Rakaat, lalu membaca istighfar 100 kali dan shelawat
100 kali, kemudian bacalah surat Alam Nasyroh 101 kali, lalu memohon Hajatnya,
Insya Allah akan tercapai, Bila sangat penting usahakan dengan berpuasa Hajat
pada siang harinya, agar lebih maqbul.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berikut ini isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah
tersebut, yaitu :
1.
Allah SWT mengingatkan kepada manusia
bahwa Dia telah memberikan nikmat yang jumlahnya tiada terhitung. Hanya saja
kebanyakan manusia tidak menyadari atau lupa ketika mendapat nikmat.
Sebaliknya, kalau mendapatkan sedikit kesulitan saja atau masalah dia pasti
menyadarinya, bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah kamu bahwa ketika
sedang mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah mendapatkan nikmat.
2.
Setiap masalah pasti ada
penyelesaiannya, setiap kesulitan tentu ada jalan keluarnya. Oleh karenanya
kita diperintahkan untuk terus berusaha mencari jalan keluar yang paling baik
ketika mendapatkan masalah. Kita dilarang berputus asa, misalnya ketika ada
masalah malah melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri seperti merokok,
mengkonsumsi narkoba sebagai pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh
diri. Hal ini tidak menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana
cara terbaik yang harus dilakukan? Caranya adalah dengan berzikir, beribadah,
introspeksi diri, apa yang masih kurang, mohon ampun kepada Allah SWT
danmemohon agar segera ditunjukkan jalan keluarnya.
3.
Ketika telah selesai menyelesaikan
suatu pekerjaan, maka dengan segera lakukanlah pekerjaan yang lain. Hal ini
mengisyaratkan bahwa kita diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin bekerja
dan kreatif, tidak menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah
baru mau bekerja kalau sudah tidak mempunyai uang. Sikap mental semacam ini
tidak dikehendaki oleh Allah SWT. Kita diperintahkan untuk bekerja keras,
tekun, gigih, dan ulet, sehinga tidak hidup kekurangan, bahkan kalau bisa
membantu orang lain.
4.
Sukses atau tidaknya suatu pekerjaan
ditentukan oleh sejauh mana semangat seseorang dalam berusaha. Selain itu kita
juga diperintahkan untuk berserah diri kepada Allah, karena Dialah Yang Maha
Kuasa dan menentukan segalanya. Jangan cepat puas dan menyombongkan diri ketika
sukses, dan jangan cepat menyerah ketika menemui kendala. Sebaliknya, kita
diajarkan untuk bersyukur ketika sukses, dan tetap sabar ketika menemui
rintangan.
. DAFTAR
PUTAKA
Sumber Internet :
Post a Comment