Header Ads

Al-Quran Hadis Sebagai Pedoman Hidup

 


AL-QURAN DAN HADIS  SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Pertemuan pertama

 

A.   PENGERTIAN AL-QUR’AN

Menurut bahasa kata Al-Qur’an ( اَلْقُرْان )  berasal dari bahasa arab yaitu                                                         (  قَرَا – يَقْرَاُ - قُرْانًا  ) yang berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril dan  memabacanya bernilai ibadah.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Al-Qur’an, maka kita perlu mengkaji sejarah Al-Qur’an pada periode Rasulullah saw.

1.    Al-Quran pada masa Rasulullah

Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad saw pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw ialah surat AL-‘Alaq ayat 1 – 5 pada waktu nabi sedang berada di Gua Hira’.

Wahyu turun kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur, kadang-kadang turun lima ayat atau sepuluh ayat, tapi ada pula turun sekaligus, seperti surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas , Al-Falaq dan sebagainya.

Masa diturunkannya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu

a.       Masa sebelum hijrah

Yakni ketika Rasulullah masih berdiam diri di Makkah, dan ayat yang diturunkan di Makkah atau sebelum hijrah di sebut Ayat Makkiyah

b.      Masa sesudah hijrah

Yakni setelah Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah. Semua surat-surat atau ayat-ayat yang turun di madinah disebut Surat atau ayat Madaniah.

Al-Qur’an pada masa Rasulullah saw pemeliharaannya melalui dua cara, yaitu dengan Hafalan dan tulisan.

Diantara para sahabat yang hafal Al-Qur’an secara keseluruhan ialah :

1.       Abu Bakar                               6. Muawiyah

2.       Umar bin Khattab                    7. ‘Aisyah binti Abu Bakar

3.       Itsman bin Affan                  8. Hafsah binti Umar

4.       Ali Bin Abi Thalib                   9. Ummu salamah

5.       Abu Hurairah                         10. Zaid bin tsabit dan lain sebagainya

Sedangkan pemeliharaan dengan tulisan adalah cara kedua sesudah hafalan. Adapun para sahabat yang pandai menulis dan membaca yang ditunjuk Nabi dalam menulis wahyu, antara lain :

1.       Abu Bakar                               5. Zaid bin tsabit

2.       Umar bin Khattab                                6. Ubay bin Ka’ab

3.       Utsman bin Affan                                7. Khalid bin Walid

4.       Ali Bin Abi Thalib                  

Dengan demikian, sebelum Rasulullah wafat, ada tiga factor yang menjamin keaslian dan kemurnian Al-Qur’an, yaitu :

1.       Hafalan para sahabat yang jumlahnya tidak sedikit

2.       Naskan resmi yang disimpan oleh Rasulullah sendiri

3.       Naskan-naskah tidak resmi yang disimpan oleh sahabat untuk kepentingan masing-masing

2.    Al-Qur’an pada masa Khulafaurrasyidin

Setelah Rasulullah wafat, tampuk pimpinan di pegang oleh  Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Pada masa pemerintahannya, beliau menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan, diataranya ;

-          Banyak kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat

-          Banyak yang menjadi pengikut Musailamah Al-Kadzdzab

-          Terjadinya peperangan Yamamah pada tahun ke 12 Hijrah.

Pada peperangan yamamah tersebut banyak merenggut jiwa para penghapal Al-Qur’an, sehingga menyebabkan kekhawatiran kaum muslimin dan juga Umar bin khattab. Lalu beliau menemui Abu Bakar dan mengusulkan agar Abu Bakar mengumpulkan Al-Qur’an karena khawatir lenyap dengan banyaknya khuffaz yang gugur.

Pertama-tama usul umar ditolak karena hal itu tidak pernah dilakukan oleh pada masa rasulullah saw. Setelah diterimanya usul umar Abu bakar menjumpai Zaid bin Tsabit untuk diberi tugas mengumpulkan Al-Qur’an dan ditulis serta disusun menjadi satu. Kumpulan Al-Qur’an tadi dinamai dengan “MUSHAF”.

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan terjadi perbedaan bacaan Al-Qur’an dikalangan umat Islam dan bila hal itu dibiarkan dapat mengganggu persatuan dan kesatuan umat Islam. Oleh karena itu sahabat Hudzaifah menyarankan kepada khalifah agar segera mengusahakan keseragaman bacaan Al-Qur’an dengan cara menyeragamkan penulisan Al-Qur’an itu.

Khalifah menerima ide hudzaifah, lalu membentuk panitia yang terdiri dari Zaid bin tsabit, Sa’id bin AL-‘Ash, Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Al-Haris bin Hisyam. Panitia berhasil melahirkan satun mushaf yang dikenal dengan nama “mushaf Al-Imam” atau mushaf Utsmani”.

B. Bagian-bagian Al-Qur’an

          Secara keseluruhan, Al-Qur’an terdiri atas 114 surat dan 6.666 ayat. Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat dalam Al-Qur’an adalah 6.236 ayat.

          Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan pandangan tentang kalimat basmalah pada setiap awal surah kecuali surah At-Taubah.

C. Nama-nama Al-Qur’an

Menurut Az-Zarkasyi dan As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan, Al-Quran mempunyai 55 nama. Namun berdasarkan ayat-ayat Al-Qur;an secara redaksional ditemukan beberapa nama antara lain ;

1)      Al-Furqan artinya pembeda antara yang hak dan yang bathil

2)      An-Nur artinya cahaya, pelita hati, penerang

3)      Asy-Syifa’ artinya obat, penyembuh

4)      Al-Bayan artinya penjelas

5)      Al-Busyro artinya kabar gembira

6)      Adz-dzikra artinya peringatan

7)      Al-Huda artinya petunjuk

8)      Al-Burhan artinya bukti yang nterang

9)      Al-Hakim artinya yang maha bijaksana

10)   Ar-Rahman artinya rahmat, ampunan

Dan lain sebagainya. Wallahu a’lam

D. Fungsi Al-Quran

Banyak fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia, diantara fungsi Al-Qur’an adalah ;

1)      Sebagai petunjuk, pedoman dan rahmat bagi orang yang meyakininya

2)      Sebagai penawar bagi segala macam penyakit

3)      Sebagai kabar gembira dan peringatan

4)      Sebagai pembenar dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya

5)      Al-Qur’an sebagai penerang (hidayah)

6)      Sebagai mukjizat terbesar dan sumber kekuatan


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.