Hadis Riwayat Muslim dari Anas Bin Malik tentang toleransi
Hadis riwayat muslim dari Anas Bin
Malik tentang toleransi dan membangun kehidupan ummat beragama dan Hadis
riwayat muslim dari Anas Bin Malik tentang sikap yang baik terhadap tetangga
Hadis riwayat Muslim
عَنِ
انَّبِيِّ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ
يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ اَوْ قَالَ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
(رواه مسلم )
Artinya : Dari Anas ra. Dari
Nabi saw, bersabda, Demi zat yang jiwaku dalam tanganNya, tidaklah seseorang
hamba beriman sampai ia mencintai tetangganya atau ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Muslim)
Melalui hadis
ini Rasul menegaskan dua hal, yaitu pertama tidak beriman
seseorang yang tidak mencintai tetangganya. kedua tidak beriman
orang yang tidak mencintai saudaranya seperti mencitai dirinya sendiri.
Hadis ini juga
merupakan peringatan Rasulullah saw agar menghormati tetangga dan saudaranya
sekaligus mencintainya. Untuk mewujudkan kecintaan tersebut, maka yang perlu di
perhatikan adalah misalnya ;
a. Tidak mengganggu tetangga waktu istirahat
b. Tidak mengganggu hak milik orang lain
c. Tidak mengintip kamar atau rumah tetangga
d. Tidak iri hati bila tetangga memiliki sesuatu yang kita tidak
punya
e. Tidak mencampuri urusan tetangga
f. Tidak sombong dan tidak
angguk dengan tetangga
g. Tidak berperilaku yang membuat tetangga menjadi antipasti
Hadis Riwayat Attirmizi dari Abdullah
bin Umar
عن ابن عمرو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :خير
الأصحاب عند الله خيرهم لصاحبه وخير الجيران عند الله خيرهم لجاره (أخرجه أحمد، والترمذى
وابن حبان، والحاكم والبيهقى فى الشعب سعيد بن منصور والدارمى والبخارى فى الأدب
المفرد وابن خزيمة
Dari
Ibn Umr ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik sahabat di sisi
Allah adalah sebaik-baik mereka terhadap sesama saudaranya dan sebaik-baik
tetangga di sisi Allah adalah sebaik-baik mereka terhadap tetangganya.
Pada
teks hadits di atas tampak jelas bahwa sebaik-baik insan muslim adalah dia yang
terbaik mu’amalahnya dengan semua tetangganya, apakah tetangga itu insan muslim
atau non muslim, semuanya harus mendapatkan sentuhan kasih sayang dan
kedamaian.
Itulah
sebabnya, sejarah membuktikan bahwa berdampingan dengan Rasulullah, sebelum
Madinah dinyatakan sebagai tanah haram (yang tidak boleh dihuni kecuali oleh
muslim), Rasulullah saw. berdampingan damai dengan yahudi, nasrani, majusyi,
bahkan sekte al-shabi’ah.
Hadis tentang Tasamuh (Toleransi)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ ررَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّ اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَ مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُحْسِنْ اِلَى جَرِهِ وَ
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ
لِيَصْمُتْ (اخرجه الشيخان وابن ماجاه )
Artinya :
Dari Abu Hurairah ra. Berkata, bahwa
Rasulullah saw bersabda, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
dia harus memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, dia harus berbuat baik kepada tetangganya, dan Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, dia harus berkata baik atau diam. (HR Syaikhan dan
ibnu Majah)
Dalam hadis diatas ada 3 perkara
yang didasarkan atas keimanan kepada Allah dan hari akhir yakni :
1. Memuliakan tamu
2. Memuliakan tetangga
3. Berbicara baik atau diam
Hadis dalam pembahasan ini secara
khusus tidak membicarakan tentang toleransi, akan tetapi jika melihat konteks
hadis ini secara umum, kita dianjurkan pula untuk memuliakannya, menghormati
orang lain baik sesame muslim atau non muslim. Masing-masing kita ini punya hak
dan kewajiban, hak asasi manusia harus dihormati. Tidak ada manusia yang tidak
memerlukan bantuan orang lain. Perilaku yang mencerminkan toleransi sesuai QS
Al-Kafirun.
Islam menggariskan bahwa Tasamun
(toleransi atau tenggang rasa) kepada penganut selain Islam boleh saja, asalkan
tidak dalam masalah akidah dan ibadah. Hal ini jelas sekali diungkapkan dalam
QS Al-Kafirun.
Contoh Soal
1. وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ
عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ اَوْ قَالَ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Arti
kata yang bergaris bawah adalah …..
a.
Sebelum ia
mencintai saudaranya
b.
Sehingga
ia mencintai tetangganya
c.
Saling
mencintai sesame tetangganya
d.
Selalu
melakukan kebaikan kepada tetangganya
2. Perhatikan potongan hadis berikut ini !
وخير الجيران عند الله خيرهم لجاره
Kandungan
potongan hadis diatas adalah ……
a.
Sebaik-baik keluarga muslim
yang berbuat baik kepada tetangga non muslim
b.
Berbuat baik terhadap orang
lain tanpa meninggalkan batas-batas norma agama
c.
Dan sebaik-baik
tetangga orang muslim yaitu tetangga yang memiliki perilaku yang baik
d.
Orang yang paling baik
disisi Allah adalah muslim yang patuh dalam menjalakan agamanya
3. Cermati hadis berikut !
عَنِ
انَّبِيِّ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ
يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ اَوْ قَالَ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
(رواه مسلم )
Sebagai makhluk
social, manusia saling berinteraksi dan bekerjasama demi meraih kebahagiaan dan
menggapai hidup yang berkualitas. Oleh karena itu Islam mewajibkan ummatnya
untuk selalu berbuat baik tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan
golongan. Berdasarkan isi hadis diatas berbuat baik diperintahkan kepada ….
a.
Sahabat
b.
Tetangga
c.
Orang tua
d.
Fakir miskin
4. Perhatikan hadis berikut !
وَالَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ اَوْ قَالَ
لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Arti potongan
hadis yang bergaris bawah adalah ……
a.
Mencela sesamanya
b.
Membantu sesamanya
c.
Mencintai dirinya
sendiri
d.
Menghormati orang tuanya
Post a Comment